Torehkan Sejarah di Riau, Dua Siswi MAN 7 Jombang Raih Juara pada Peringatan Hari Pantun Nasional Pertama 2025
PEKANBARU, RIAU – Jombang. Dunia pendidikan Kabupaten Jombang kembali dibuat bangga melalui prestasi. Dua siswi asal MAN 7 Jombang, Aulia Iga Mawarti dan Refviana Gabriella Efendi, sukses meraih gelar Juara Harapan dalam ajang kompetisi video berbalas pantun yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi Riau.
Penghargaan tersebut diberikan pada puncak perayaan Hari Pantun Nasional yang digelar di Gedung Anjung Seni Idrus Tintin, Pekanbaru, Riau, pada Rabu (17/12/2025).
Perayaan Perdana Hari Pantun Nasional
Tahun 2025 menjadi momentum bersejarah bagi kebudayaan Indonesia. Pemerintah secara resmi menetapkan tanggal 17 Desember sebagai Hari Pantun Nasional untuk pertama kalinya. Tanggal ini dipilih sebagai pengingat momen krusial saat UNESCO mengesahkan pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda pada 17 Desember 2020 silam.
Pemprov Riau, sebagai salah satu pusat kebudayaan Melayu, melalui Dinas Kebudayaannya menggelar acara ini secara besar-besaran untuk melestarikan tradisi lisan yang kini telah menjadi milik dunia tersebut.
Kejutan dari “Kota Santri” di Tanah Melayu
Keberhasilan Mawar dan Gabriel menarik perhatian banyak pihak, terutama karena mereka berasal dari Jombang, Jawa Timur, yang secara geografis jauh dari pusat tradisi pantun Melayu. Kehadiran MAN 7 Jombang di jajaran pemenang sempat mengejutkan panitia dan dewan juri.
Datuk Alam Rizal (atau yang akrab disapa Alang Rizal), Ketua Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Provinsi Riau, mengungkapkan kekagumannya terhadap partisipasi kedua siswi ini.
“Kami sempat terheran-heran sekaligus bangga. MAN 7 Jombang adalah satu-satunya peserta dari luar Provinsi Riau yang berhasil menembus dominasi peserta lokal. Keberhasilan mereka meraih juara membuktikan bahwa pantun bukan lagi milik suku tertentu, melainkan identitas nasional yang dicintai generasi muda di seluruh pelosok Indonesia,” ujar Datuk Alang Rizal di sela-sela acara.
Proses Kreatif yang Gigih
Mawar dan Gabriel mengikuti kompetisi ini melalui pengiriman video kreatif berbalas pantun. Dalam video tersebut, mereka tidak hanya menunjukkan kemahiran dalam mengolah rima dan diksi, tetapi juga menyisipkan pesan moral dan identitas sebagai siswa madrasah.
Meskipun harus bersaing dengan para peserta dari wilayah yang memiliki akar budaya pantun yang sangat kuat, orisinalitas dan kepercayaan diri mereka berhasil memikat hati para juri yang terdiri dari pakar sastra dan budayawan Melayu.
Kebanggaan Bagi MAN 7 Jombang
Kepala MAN 7 Jombang menyatakan apresiasi setinggi-tingginya atas prestasi ini. Keberhasilan Mawar dan Gabriel diharapkan menjadi pemantik bagi siswa lain untuk berani berkompetisi di ranah nasional, meskipun dalam bidang budaya yang mungkin dianggap asing di daerah asal mereka.(zy)
